Semacam rangkuman obrolan hingga Dini hari di Rumah Sanur
Feb 14-15 2019.
Suara dari live band The
Hydrant,menyambut saya sesaat sebelum memasuki Rumah Sanur. Ada semacam
hentakan ritme rock and roll yang khas dan mengundang saya untuk bergoyang meski
hanya kaki saya yang mengikuti ritme tersebut. Saya bersama Niken, seorang yang
saya kenal tidak begitu lama,namun selalu membuat kesan mendalam bagi pribadi
saya secara individu terhadap sisi struggle seorang perempuan. Kesan ramah dari
seorang yang ternyata mempunyai histori panjang dengan dunia pergerakan musik
punk dan feminisme. Kemudian saya diperkenalkan juga dengan David dari Ruang Resonansi.
Sebuah band yang menitikberatkan pada Representing Psychological Music.
Pembicaraan mereka berdua
ternyata bukan hanya pada kulit permasalahan saja, namun cenderung masuk dalam
tataran yang lebih dalam lagi tentang suatu landasan berpikir saya. Awalnya
saya hanya sebagai pendengar dari sisi terluar bagi mereka,namun nyatanya
mereka berdua berhasil menyeret saya ke ranah berpikir yang lebih dalam tentang
fenomena pergerakan dewasa ini.
Gambar diambil dari es.wikihow.com |
Saya memulai dari perempuan
bernama Niken. Ada beberapa catatan yang harus saya urai dari obrolan malam ini
:
1. 1. Perempuan
yang menjadi punk spirit sekaligus feminis di ruang publik kapitalis.
Craig
O’Hara(1999) dalam artikelnya yang berjudul “Philosophy of Punk” menyebutkan
tiga pengertian punk, yang pertama punk merupakan fashion dan musik, kedua,
punk sebagai pemula yang mempunyai keberanian memberontak, memperjuangkan
kebebasan, dan melakukan perubahan, dan yang ketiga punk adalah bentuk
perlawanan yang hebat, karena menciptakan , musik, gaya hidup, komunitas dan
kebudayaan sendiri. Mengapa saya memandang perlu untuk mengutip Craig
O'Hara, karena perempuan ini sudah melampaui tahapan pertama dan kedua.
Sehingga bentuk perlawanan dalam dunia kapitalis perempuan ini ada ditahap yang
ketiga,dan sudah menemukan rel untuk berlari terhadap gaya hidupnya. Makna
substansi dan implementasi punk sudah ia terapkan dan berhasil menjinakkan
dunia kapitalis. Dalam beberapa hal ia berhasil mensejahterahkan kehidupan kaum
buruh yang berada di lingkaran kapitalis tempat ia bekerja, dan notabene bukan
kapitalis kelas receh karena merupakan sebuah rumah sakit kelas internasional
di Bali. Tanpa teriak dan gembar-gembor untuk perlawanan terhadap sistem, ia
berhasil merubah kelas pekerja untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan
asuransi kesehatan dari perusahaan tempat ia bekerja.
2. 2. Rebel no
cause (bisa disederhanakan arti
menjadi Ikhlas).
Awalnya dalam
kacamata awam saya Rebel adalah pemberontakan terhadap tatanan yang sudah
mapan. Tapi secara sadar,saya digiring pada konsep baru bahwa rebel itu bukan
suatu yang bermakna negatif sama sekali ketika mencoba menggali pemikiran
perempuan ini. Hingga saya mempunyai suatu pandangan berbeda tentang rebel di
dalam obrolan kali ini. Rebel adalah suatu cara pandang kreatif bagi seorang
Niken utk mencari gagasan-gagasan baru tentang sebuah pemaknaan kehidupan,sesuatu
proses secara sadar untuk menelaah lingkup permasalahan dengan solusi kreatif.
Hal itulah yang mendasari dan menjadi pijakan bagi pergerakan perempuan ini.
Dan mengenai tentang ikhlas, ada korelasi yang efektif jika anda menjadi
seorang visioner ke depan,seperti misalnya Albert Einstein yang dikira gila
atas pemikirannya. Namun sejatinya Einstein Ikhlas mendalami peran rebel itulah
yang menjadikan visioner Einstein berhasil menjinakkan dan menguasai
keilmuannya. Maka tidak salah saya jika menganalogikan Rebel adalah masalah
waktu saja. Sama apa yang diperjuangkan perempuan ini,yang menitik beratkan
pada ikhlas jika menjadi seorang rebel. Karena sejatinya rebel adalah seorang
visioner di masa yg akan datang,untuk itulah ia harus hidup sedikit berbeda
pada tatanan kehidupan sekarang.
hanya ilustrasi, sumber ar.napster.com |
Beranjak pada David, saya pertama
kali bertemu dengan musisi rapi dan mencatat semua peristiwa yang dialami dalam
sebuah catatan buku berwarna hitam. Buku tersebut terdapat gambar hero Ksatria
Baja Hitam di cover depannya. Yang tentunya ada pemaknaan sendiri terhadap
super hero yang dipilihnya untuk menjadi cover di buku catatannya. Karena tidak
ingin merusak suasana obrolan di malam itu dan lebih memilih fokus pada
tulisannya di buku tersebut, saya hanya membacanya sekilas-sekilas saja. Saya
sempat membaca pada halaman kedua,saya lupa judulnya,namun David membahas
tentang terminal mengwi yang menyusahkan bagi dirinya dan ada kesamaan apa yang
saya rasakan terhadap persoalan terminal mengwi tersebut. Sangat tidak
efektif,itu yang kesan pertama saya tangkap melalui tulisannya. Saya akan
membahasnya lain waktu untuk permasalahan terminal mengwi ini.
Kembali pada ranah musik yang ditawarkan oleh seorang David
pada Ruang Resonansi,ijinkan saya pada paragraf pembuka menuliskan tentang
pilihan musiknya pada kesempatan kali ini.
Representing
Psychological Music (RPM)
Ada 3 huruf yang ingin
disampaikan oleh Resonansi Ruang. Musik sendiri merupakan salah satu seni yang
melukiskan pemikiran dan perasaan manusia. Melukiskannya lewat keindahan nada
atau suara dengan konsep dan tehnik tertentu. Efek yang ingin disampaikan dalam
Resonansi Ruang tidak main-main dan benar-benar digarap dengan serius dan
detail. Ada semacam keberanian untuk mencoba keluar dari zona aman musik itu
sendiri. Musik yang multi tafsir dengan permainan dissharmoni dan mencoba
memberikan suguhan yang membuat penikmat musik ini utk penasaran terhadap apa yang
ingin disajikan. Meski saya belum pernah mendengar sama sekali,namun penawaran konsep
yang keluar dari zona aman bagi pemusik untuk ditawarkan pada saya itulah yang
membuat semakin penasaran untuk mendengarkan konsep bermusiknya. Awalnya saya
ragu untuk menulis ini pada tataran yang lebih konkret seperti mempresentasi
musik kejiwaan (istilah yang saya adopsi ke dalam bahasa Indonesia). Bagi saya
RPM adalah varian musik yang dapat memberikan kekuatan mentalitas yang baik
bagi pendengarnya. Meski dalam pemaknaan si empu yang mempunyai telinga dan
mata orang lain akan berdampak negatif yang dipengaruhi oleh mood dan momentum
pada saat musik ini didengarkan. Hal itu juga disepakati oleh Niken dan saya. Saya
melihat gestur tubuh seorang David, adalah seorang yang serius dalam bermusik
dan bermental tangguh. Ini suatu tantangan bagi saya untuk menyiapkan kedua telinga
saya dalam memahami musik yang akan disajikan Resonansi Ruang nantinya. Saya
akan membahas lebih detail tentang apa dan seperti apa musik yang akan
mempresentasi psikologi saya di Resonansi Ruang. Saya sudah tidak sabar
mendengarnya bung David. Saya akan datang dan mendengarkan musik yang akan anda
sajikan pada kedua telinga dan mata saya.
Tulisan ini semacam awalan dan berusaha merangkum atas
obrolan malam ini. Saya hanya ingin menulis secara sederhana untuk kalian
berdua. Semoga ada hal yang menjadi sebuah support bagi kalian berdua,dan
terimakasih utk meluangkan waktu ngobrol santai di Rumah Sanur malam ini.
(L3t-Toy be positive , direvisi pada tanggal
Februari 18 2019 06:54 WITA)